[Resensi Buku] Amba oleh Laksmi Pamuntjak

Sebenarnya aku selalu ragu untuk mereview buku sastra Amba oleh Laksmi Pamuntjak ini.

It’s simply because I don’t think I am capable enough, ditambah belum dapat materi Literary Theory and Criticism. Tapi malu juga sama titel mahasiswaku kalau baca chicklit terus.

So, let’s just cross the boundary!

Resensi buku Amba oleh Laksmi Pamuntjak

Amba. Yang udah tau epos Mahabharata, pasti familiar sama nama ini. Seorang wanita yang menjadi hadiah sayembara dan dimenangkan oleh Bhisma, meskipun Amba sudah memiliki pria di hatinya, Salwa. Yap! Tiga takdir nama dan kisah cinta mereka inilah yang jadi dasar buku Amba oleh Laksmi Pamuntjak ini.

Romansa dalam Mahabharata

Di Mahabharata, Bhisma yang udah terlanjur sumpah setia dengan kerajaan, milih nggak nikah meskipun udah ‘memenangkan’ Amba di sayembara. Dan itu membuat Amba berang. Salwa pun, kekasihnya, menolak Amba soalnya udah fix Bhisma yang menang, kok dia yang nikahin kan nggak fair dan terhina.

Sinopsis Buku Amba oleh Laksmi Pamuntjak

Sinopsis Resensi buku Amba oleh Laksmi Pamuntjak

Dalam novel ini, Amba adalah sulung dari keluarga di kota kecil Kadipura. Kemudian ia menjalin kasih dengan Salwa, seorang dosen Universitas Gadjah Mada yang baik hati budiman, pokoknya husband materials banget deh.

Amba  akhirnya kuliah Sastra Inggris di kampus yang sama. Dia men-challenge dirinya dengan pergi ke Kediri, di tengah-tengah situasi 1965 di saat Salwa dapat tugas ke Surabaya.

Dia menjadi penerjemah untuk dokter lulusan Jerman timur yang nggak PD dengan bahasa Inggrisnya. Dokter bernama Bhisma inilah yang membuat Amba terpikat dan berkhianat.

Yang satu mengagungkan cinta, yang satu menunjukkan perasaannya dengan bercinta.

Kisah cinta Amba-Bhisma terjalin kala meletusnya tragedi komunis 1965 di Indonesia. Bhisma yang lulus dari negara ‘sosialis’ turut andil dalam beberapa rentetan acara dan rekan sosialis Indonesia. Hingga akhirnya ia tertangkap dan dibuang ke pulau Buru.

Resensi Buku Amba oleh Laksmi Pamuntjak

Seperti beberapa buku sastra Laut Bercerita dan Cantik itu Luka [lihat Resensi “Laut Bercerita di sini], novel ini pakai flashback. Ini mengungkap ‘ending‘ ketika Bhisma hilang di pulau Buru akibat kejadian 1965 pada awal novel. Kemudian balik ke kehidupan Amba di masa lalu.

Cara mem-build-up rasa penasaran pembaca udah pas. Namun yang jadi kegundahan hatiku adalah mbak Laksmi terlalu banyak memberi clue alias ndhisiki kersa. Alhasil di tengah novel jadi ketebak sebab akibat yang nanti berujung pada hilangnya Bhisma.

Penggambaran karakter Amba sebagai wanita berkharisma patut diacungi jempol. Si doi nih sangat berpendirian mulai dari kecil hingga usia (agak) senja alias konsisten. Bagaimana dia memutuskan setiap pilihan di hidupnya juga mencerminkan karakter kuat Amba di Mahabharata.

Yah, nggak dipungkiri juga ada beberapa hal yang membuatnya sedih, tapi itu nggak membuatnya lemah #perempuantangguh

Yang membuatku sangat jatuh cinta tidak lain adalah karena pilihan diksi yang dipakai. Sangat indah menyentuh kalbu. Terutama saat para tokoh menulis surat. Mereka seperti benar-benar menulis dari hati tanpa terdengar seperti narasi. Bikin baper 🙁

kutipan novel amba Resensi buku Amba oleh Laksmi Pamuntjak

I was astonished waktu tau kalau ini adalah debut pertama Laksmi Pamuntjak menulis novel. WOW!

Itu dia resensi buku Amba dariku! Yang masih penasaran sebagus apa, baca aja, mungkin kamu akan jatuh cinta dengan Salwa, Bhisma, atau Amba.

Pamit dengan sayang,

Share this post via: