Apakah Upacara Pernikahan Mempengaruhi Kehidupan Rumah Tangga? (+Tips Mempersiapkannya)

“What’s your dream wedding?”

Pertanyaan itu diajukan oleh temanku ketika kami menghadiri pernikahan teman satu geng, kondangan pertama dalam geng kami. Satu per satu dari anggota geng menjawab. Ada yang ingin pernikahan dengan konsep outdoor, ada yang bilang bakal pakai adat keluarga.

Then, my turn. And I was completely clueless.

Pengalamanku tentang Wedding

Sebagai anak dari seorang florist, aku punya banyak sekali referensi wedding. Mulai dari konsep internasional, adat Jawa, adat Turki, outdoor, indoor.

Aku pernah lihat pesta pernikahan mengusung drama musical fairytale dengan dekorasi kastil. Pengantin wanitanya menjadi putri yang diselamatkan oleh pangeran — si pengantin pria. Acara pernikahan ini sampai masuk koran, tapi pasangannya bercerai sepuluh tahun kemudian.

Aku juga punya banyak sepupu yang jauh lebih dewasa dan menikah dulu. Pengalaman kerja di hotel dan ngurusin pernikahan orang lain juga cukup “menambah wawasan”.

kolase dekor acara pernikahanTumbuh di lingkungan tersebut, aku jadi tahu the real behind the scenes dari gemerlapnya sebuah pesta pernikahan. Budget yang diada-adain, cekcok antaranggota keluarga, cekcok antarpasangan, atau life after the wedding yang enggak sesuai bayangan.

Karena makin lama makin skeptis, tiap ditanyain dream wedding aku hampir selalu menjawab dengan guyonan, “nanti makannya pakai voucher Go-Food” atau “nikah tamasya aja”.

Tapi, setelah mendapat pertanyaan tentang dream wedding dalam suasana yang lebih serius bersama teman-teman kemarin, aku jadi berpikir:

Is a wedding ceremony really essential? Does it help sustain the marriage?

Apakah Ada Pengaruh Upacara Pernikahan Mewah Membuat Pernikahan Lebih Bahagia?

So, I did my research. Untungnya bukan aku aja yang penasaran dan beneran ada penelitian tentang pengaruh acara pernikahan dan kualitas pernikahan.

Katanya begini:

Banyak Tamu = Pernikahan Lebih Bahagia

Penelitian berjudul Before I do dari University of Virginia bilang kalau menggelar formal wedding yang mengundang banyak tamu kasih efek yang positif buat kualitas dan kebahagiaan pernikahan.

47% responden yang ngundang lebih dari 150 tamu punya kualitas pernikahan yang bagus. Nah, hanya 31% responden yang ngundang kurang dari 50 orang di pernikahannya bilang punya kehidupan after-ceremony yang bahagia.

Ini bisa jadi disebabkan karena mengundang lebih banyak saksi membantu memperkuat konsistensi si pasangan pada janji-janji pernikahannya.

Mereka merasa punya keinginan dan dukungan yang lebih kuat buat menghadapi rintangan-rintangan, terutama pas awal-awal nikah.

Tapi, si peneliti di sini enggak menghitung variabel lain, kayak biaya acara pernikahan, kekayaan dan kontribusi orang tua pada acara ini, sampai seberapa luas network kedua mempelai.

Yeah, let’s admit. Orang tua berkecukupan bakal ngebantu banget dengan budget pernikahan dan beban-beban finansial di awal-awal nikah.

Yang mana, mengantar kita pada kesimpulan dari penelitian lain:

Biaya Pernikahan yang Besar = Kemungkinan Perceraian Tinggi

Penelitian dari Emory University, Andrew M. Francis dan Hugo M. Mialon, bilang kalau pasangan yang spend less saat wedding-nya cenderung memiliki pernikahan awet. Ini termasuk biaya acaranya dan cincin pertunangan.

Faktanya, kebanyakan pasangan yang menghabiskan duit lebih dari $20,000 buat acara pernikahnnya berisiko lebih tinggi buat cerai.

Spekulasi dari para ekonom itu adalah pasangan-pasangan dengan pernikahan mewah bakal stres sama utang wedding mereka.

Kesimpulannya?

Dua penelitian di atas kalau disimpulkan adalah:

Pernikahan yang enggak terlalu mahal dengan undangan yang banyak cenderung menurunkan risiko perceraian.

Terus, gimana caranya? Well, I don’t know. Mungkin bisa venue-nya di lapangan depan rumah dan makanannya pakai voucher aja, kayak bazaar, hehehe.

For a more professional answer, aku mewawancarai temanku yang tahun 2021 lalu menikah. (A different friend dari yang kondangan di intro!)

Cara Mempersiapkan Upacara Pernikahan

Namanya Adis Candra, my colleague (punya akun YouTube!) dan marriage serta relationship enthusiast. Si doi menikah dengan suaminya saat ini pada 31 Juli 2021 lalu, dan menggelar resepsi pada 23 November di tahun yang sama.

Kalau dilihat dari media sosialnya, everything looks fine. She’s gorgeous and happy! Tapi, ternyata ada drama di balik semua itu.

Proses menuju sahnya diuji dengan kerja samanya dengan wedding organizer (WO) di Samarinda yang enggak bertanggung jawab! Mendekati hari H akad nikah, Adis mengetahui kalau venue-nya belum dipesan oleh si WO.

Gimana sebaiknya kita mempersiapkan acara pernikahan kalau pakai WO, berdasarkan pengalamanmu?

Jangan terlalu percaya sama WO completely. Tetap kontakan juga sama masing-masing vendor, dan pastikan kalau payment dari WO sudah masuk atau belum.

Dan, kalau memang pakai WO, jangan lupa buat lihat reputasinya dari:

  • Klien WO-nya. Cek testimonial yang ada di situs web atau media sosial WO. Aku rekomendasikan untuk DM atau kirim pesan ke mereka, dan tanya pengalaman mereka yang sebenarnya.
  • Vendor yang diajak kerja sama. Pastikan ke setiap vendor apakah WO ini sering trouble dalam pembayaran atau aspek lainnya.

Yang perlu aku tekankan juga adalah trust your gut. Kalau kamu ada feeling yang aneh-aneh atau perasaan yang mengganjal, ya mungkin emang bener ada isu di situ.

Terus, jangan asal percaya WO yang terlihat convincing, warm, dan berkharisma. Bisa jadi itu tipu muslihat! Ya meski enggak semua gitu, sih.

Emang sebaiknya pakai WO atau enggak sih, Dis?

Kalau emang ada dananya, hire WO aja biar enggak ribet dan keluarga bisa menikmati acara pernikahannya.

Tapi, jangan lupa H-6 bulan udah mulai disiapin dan urusan dana juga dibicarain sama pasangan dan keluarga. Jadi, datang ke WO udah punya budget dan gambaran.

Sebenarnya possible aja sih enggak pakai WO. Temenku ada yang punya big familiy dan semua diurus keluarganya.

Tapi, jadi ada banyak pergesakan karena masing-masing anggota keluarga punya pendapat apa yang terbaik buat si pasangan.

Tapi, Dis. Emangnya upacara pernikahan itu penting banget, ya?

Sedikit banyak iya. Aku Muslim dan berpedoman pada sebuah hadis, yang intinya: “Kalau nikah, umumkanlah.”

Nah, the word “umumkan” ini yang perlu ditekankan. Bisa yang dalam bentuk berkunjung ke rumah saudara, kerabat, atau teman gitu atau ya bikin upacara pernikahan. Enggak perlu wedding yang mewah juga.

Terus gimana pendapatmu soal hasil riset tentang hubungan wedding dan marriage di atas?

Menurutku makes sense sih buat bikin acara pernikahan yang sesuai kemampuan aja.

Soalnya, banyak banget pengeluaran dan hal yang dipikirkan buat life after wedding, kayak:

  • Biaya tempat tinggal
  • Peralatan rumah tangga kayak rice cooker dan lain-lain.
  • Mimpi dan cita-cita masing-masing suami dan istri, misalnya biaya mau sekolah lagi.

Oke.. Jadi, apa aja yang perlu disiapkan atau dipikirkan jauh sebelum hari H acara pernikahan?

Sebenarnya enggak ada pegangan konkrit buat persiapan acara pernikahan, karena keadaan tiap pasangan kan beda-beda, yang mana mempengaruhi juga cara mereka merencanakan acara pernikahan.

Tapi yang jelas dan utama adalah temukan pasangan yang tepat. Sejauh aku mempersiapkan, Alhamdulillah suami bisa kerja sama banget, meski ada drama WO itu.

Nah, buat dapat pasangan tepat, ketahui dulu diri kita maunya apa, visi kita dalam hidup apa. At the end of the day, bisa enggak dia membantu kita buat mencapai itu. Aku juga mempertimbangkan aspek-aspek compatibility kayak recreational dan lifestyle.

Untuk lebih jelasnya, aku saranin buat nonton ini deh:

Wedding-wise, sebenarnya udah banyak di internet ya, tapi ada beberapa hal yang mau aku tekankan:

  • Be fluid (fleksibel) to changes. Not everything goes according to your plan. Meskipun begitu, kita harus tetep punya gambaran besarnya, ya.
  • Daftar apa aja yang dibutuhkan buat wedding. Aku bantu daftarin:
    daftar kebutuhan wedding
  • Bikin moodboard. Ini adalah kolase gambar-gambar rencana pernikahan kamu. Fungsinya pas datang ke WO nanti udah langsung jelas.

    moodboard wedding
    Sumber: Italian Wedding Designer

Untuk mempercepat proses, lebih baik cewek dan cowoknya punya gambaran sendiri. Jadi, pas ketemu nanti udah tahu keinginan masing-masing.

Aku kan dulu LDR, jadi pakai Google Docs gitu.

border for blog

Begitulah pengaruh upacara pernikahan ke kehidupan rumah tangga, dan cara mempersiapkannya biar less drama (?). Kembali ke pertanyaan awal: Jadi, what’s your dream wedding? Jawabannya nunggu pasangannya aja dulu deh, ya 🙂

Salam jomblo,

everlideen

Share this post via:

Comments

6 responses to “Apakah Upacara Pernikahan Mempengaruhi Kehidupan Rumah Tangga? (+Tips Mempersiapkannya)”

  1. It means, kalau memang orang kaya dan bikinnya megah tanpa ada hutang, bisa jadi tetap bahagia awet 🤔

    1. Everlideen Avatar
      Everlideen

      Berarti, step pertama: cari pasangan yang rich or be rich 🙂

  2. Novita Santi Pratiwi Avatar
    Novita Santi Pratiwi

    Wkwkwk kalo punya dana dan punya keluarga besar percayalah mending pake WO. Fungsinya bukan buat memperlancar, tapi pengganti samsak dari kritikan-kritikan tante-tante biar mental health tetep terjaga😂😂😂

    1. Everlideen Avatar
      Everlideen

      HAHAHAHA pengalaman ya, Buunnn 😀

  3. Annida Ul H. Avatar
    Annida Ul H.

    Interesting! Aku selalu penasaran sama yang ingin wah, mewah tapi kekuatan finansial ga begitu tinggi. Ternyata, pernikahan megah dan saksi banyak bisa jadi motivasi buat jaga komitmen ya. Di lain sisi, itu juga jadi pemicu buat pisah. I guess, we need others to hold our horses, yet again, terjadi maka terjadilah, pisah maka berpisahlah 😂

    Pernikahan impianku simple bgt din, we don’t need to brag, it’s a private matter between families, us, and the divines. Why do we need a big bad wedding when we can own a big bad business?

    1. Everlideen Avatar
      Everlideen

      YEAH! I just knew juga waktu nulis ini soal the benefit of ngundang banyak orang. Looking forward to receiving the invitation 😛