sampul novel selamat tinggal tere liye

[Resensi Buku] Selamat Tinggal oleh Tere Liye

sampul novel selamat tinggal tere liye

SELAMAT TINGGAL
Penulis: Tere Liye | Jumlah halaman: 350
Harga: 85.000 IDR (aku dapet diskon jadi 63.000) | Rating dari aku 4/5

Sesungguhnya aku menaruh harapan besar pada novel Selamat Tinggal dari Tere Liye ini. Gara-garanya, buku ini dapat skor 4.4 di Gooodreads!

Para reviewers bilang kalau buku ini awalannya agak bikin sebel, tapi ending-nya epic! Turned out, di aku yang terjadi adalah sebaliknya. Awalnya WONDERFUL, ending-nya AWFUL.

Sinopsis Buku Selamat Tinggal oleh Tere Liye

sampul belakang novel selamat tinggal tere liyeCerita dimulai dari kompleks toko buku bajakan di dekat universitas ternama daerah sekitaran Ibukota.

Salah satu penjual buku itu bernama Sintong, seorang mahasiswa Fakultas Sastra mepet dropout di universitas itu. Dia sebenernya adalah mahasiswa berprestrasi dan sering menulis buat koran nasional, tapi karena satu dan lain hal, si doi ogah-ogahan kuliah.

Suatu hari, ketika si pembimbing nanya perkembangan skripsinya, Sintong malah pengin ganti judul. Tapi, yang ini berbeda karena bikin doi (dan pembimbingnya) super passionate. Judul skripsi kali ini mencari jejak penulis hebat yang “tiba-tiba menghilang”. Namanya, Sutan Pane.

sutan pane dalam novel Selamat Tinggal oleh Tere LIyeDari sinilah kisah pencariannya dimulai.

Sepanjang petualangan ini, Sintong bertemu banyak sekali kepalsuan selain buku bajakan yang ada di dunia ini.

Resensi Buku Selamat Tinggal oleh Tere Liye

Kalau kamu penggemar berat Tere Liye dan memperhatikan sinopsis di atas, kamu mungkin menyadari adanya kemiripan dengan buku Tere Liye sebelumnya. Yep, Tentang Kamu. Tentang “pencarian seseorang”.

Jadinya, I might say that the book’s idea isn’t that fresh, tapi Tere Liye menggabungkannya dengan topik yang SANGAT menarik: pembajakan.

Yang aku suka

  • Topik menarik.

Ada berbagai cara para penulis beken menyentil pembaca soal pembajakan, kayak aktif campaigns di media sosial. Dan cara Tere Liye sungguh keren: menjadikannya sebuah buku.

Aku jadi ingat salah satu tip menulis buku: “Angkatlah tema dari hal yang membuatmu marah. This way, you’ll never run out of ideas. And Tere Liye did it sooo well. Spoiler, topik pembajakan yang diangkat juga enggak hanya soal buku, tapi juga bidang lain macam film dan software.

Fantastis sekali, mereka belajar tentang hukum dari buku-buku bajakan. Hukum seperti apa coba yang hendak mereka tegakkan? Sapunya kotor kok mau membersihkan lantai.

  • Konflik kereeen.

Tere Liye menggabungkan konflik internal dan eksternal dengan epic!

Contoh si tokoh utama Sintong. Dia adalah mahasiswa Sastra yang notabene bakal banyak banget baca. Penulis lagi buat koran nasional. Tapi, si doi jual buku bajakan. Menurutku, ini adalah konflik batin yang sangat enggak nyaman.

Konflik antartokoh juga diceritakan secara smooth, meski kalau dipikir-pikir lagi jadi terkesan “terlalu kebetulan” (But that’s fineee). Bagaimana Sintong memandang tokoh lainnya yang membawa kepalsuan masing-masing. Dan, bagaimana ia berseteru dengan orang-orang terdekat yang “fanatik” bajakan.

quote tere liye novel selamat tinggal
Ada romance-nya tipis-tipis, guys, hehehe
  • Wawasan tentang penerbitan.

Cocok banget deh buat para calon penulis, sekaligus bikin para pembajak (semoga) tobat.

quote tere liye novel selamat tinggal

Tere Liye menceritakan betapa lamanya proses menulis sebuah buku. Betapa ribetnya proses menerbitkan suatu buku karena banyak sekali orang yang terlibat. Mulai dari penulisnya sendiri, editor, hingga tukang percetakan.

Setiap dia mengetik, semua menjadi sederhana. Hanya huruf-huruf di keyboard dan layar laptop yang berpendar-pendar. Seolah dia masuk ke dunianya sendiri. Dunia yang menyenangkan.

Yang aku kurang suka

  • Adanya probability untuk menjadikan buku ini sebuah series.

Yang aku kurang suka emang cuma satu. Tapi buat aku, ini turned down banget. Soalnya di sini Tere Liye membuktikan skeptisismeku: mengkapitalisasi penggemar. So sorry.

Clue aja: buku ini kemungkinan akan ada kelanjutannya. Paling 4/5 buku ke depan. Dan ini samaaa kayak buku-buku si doi lainnya. Sebut aja Matahari dan Pulang series. Ini membuatku trauma.

Pasalnya, I’m diehard novel Pulang, tapi Tere Liye menulis buku kelanjutannya yang menurutku menghancurkan karakter tokoh di Pulang dan terkesan mengada-ada. Awalnya, aku juga menggemari Matahari series. Tapi, berhenti di Komet karena terlalu repetitif.

Baca juga: [Resensi Buku] Komet oleh Tere Liye

Intinya, aku kecewa kalau buku yang bagusss ini kemungkinan besar bakal ada kelanjutannya, yang kualitas ceritanya aku sangsikan. Seperti yang sudah-sudah.

border for blogMungkin, kamu bertanya, “Jadi, aku baca enggak, nih?” This book is excellent, jadi aku tetap merekomendasikannya. Tapi, aku enggak bertanggung jawab kalau kamu pengin baca buku kelanjutannya πŸ˜›

Dari mahasiswi Sastra yang mau lulus (tinggal yudisium!),

everlideen

Share this post via:

Comments

18 responses to “[Resensi Buku] Selamat Tinggal oleh Tere Liye”

  1. Wahhh penggemar tulisan Tere Liye yaa, aku juga kak tapi belum Pernah menuliskannya hehe. Dan baiklah buku ini akan jadi santapan selanjutnya

    1. Everlideen Avatar

      Halo, sesama penggemar penulis Tere Liye😍 Silakan disantap dan ditulis juga, kakak!

  2. Hahaha semua yg nanti jadi series jadi kurang seru ya mba memang.
    Open ending yg begini ada plusmnusnya sih memangg

    1. Everlideen Avatar

      Betuul. Sebetulnya kalau open ending tapi tidak berkedok series masih oke, tapi ini kelihatan banget, huhuhu :”)

  3. Tidak sesuai ekspektasi yaaa …. jadi kaget setelah baca novel ini. Alhamdulillah namaku jadi salah satu tokoh dlm novelnya Tere Liye ini wk wk wk

    1. Everlideen Avatar

      Iya, agak kecewa dengan ending-nya. Betul namanya sama!πŸ˜‚

  4. Tere Liye adalah salah satu penulis lokal yang belum aku baca bukunya padahal beliau sudah menerbitkan banyak banget buku. Dulu pernah baca tapi ntah gak cocok diksinya dengan ku dan jadi kurang tertarik. Sekarang mau ngikutin udah terlalu banyak malah bikin pusing hahaha.

    Aku udah liat buku ini banyak banget yang nyaranin apalagi tema yang diangkat itu juga ada tentang pembajakannya dan disini dikasih tau juga tentang proses penulisan itu sendiri dan tentu aku tertarik banget. Tapi pas baca kemungkinan akan ada lanjutannya waduh jadi bingung apakah lanjut atau tidak hahaha

    apakah untuk menurut Mba untuk saya yang mau coba baca lagi buku Tere Liye akan mendapat kesan baik dari buku ini atau sebaiknya mulai dari yang lain dulu?

    1. Everlideen Avatar

      Hahaha. Iyaaa, udah banyaak banget dan dari berbagai genre. Menurutku sih untuk memulai baca Pulang aja! The best novel I’ve ever read. Konflik bagus, hook bahkan di halaman pertama. Meskipun Pulang punya series juga, nggak perlu dibaca kak. Yang ini aja stop. Terus lanjut yang lain. Karena series selanjutnya mengecewakan!

  5. Nah nah kalimat terakhir membuatku tertahan. 😁

    1. Everlideen Avatar

      Hehehee

  6. Bahaya juga yah resiko namatin ini buku,, bisa2 jadi kepengen baca kelanjutan ya hehe

    1. Everlideen Avatar

      Iya, wkwkw! Jadi harus beli lagi deh, eheee.

  7. Wuah, boleh juga nih saya masukan ke dalam referensi bacaan novel yang akan saya baca… Jadi penasaran pengen langsung baca novelnya Tere Liye. πŸ™‚

    1. Everlideen Avatar

      Silakan, kakak!

  8. Soal kapitalisasi penggemar, menurut aku kedepannya justru bisa aja ada kemungkinan jadi merusak citra si penulis itu sendiri di kalangan penggemar sastra yang bermutu..
    Dan sayang banget, karena sebenarnya si penulis itu sendiri sebetulnya punya bakat besar..
    Semoga hal ini ngga terjadi..
    Btw, nice post!

    1. Everlideen Avatar

      Terima kasih sudah membaca! Setuju, aku juga berharap begitu. Soalnya, cukup disayangkan. Standalone book dari Tere Liye sudah bagus!

  9. Dunia industri terkadang mengikis keindahan sebuah seni. Tapi clue tentang adanya terusan buku ini yang pasti akan jelek harusnya jangan dulu deh wkwkwk

    1. Everlideen Avatar
      Everlideen

      Setuju! Mungkin bisa dilihat dulu beberapa waktu ke depan, apa memang ada kelanjutannya. Hehehe.