pelajaran tuesdays with morrie

15 Pelajaran Tuesdays with Morrie yang Bisa Mengubah Hidupmu

This book is a beautiful bliss for the world. Buku yang ditulis sama Mitch Albom ini sudah terjual lebih dari 14 juta ekslempar dan diterjemahin ke 42 bahasa. Banyak pelajaran Tuesdays with Morrie yang perlu kamu ketahui tentang menjadi hidup dan mempersiapkan kematian. 

pelajaran tuesdays with morrie

Ceritanya, ada seorang murid, Mitch Albom. Dia ketemu lagi sama profesornya dulu, Morrie Schwartz. Ini bukan fiksi ya. You can check his name as an American sociologist. Mengidap penyakit langka, Morrie dan Mitch bikin the final thesis  setiap hari Selala. Mitch “mewawancarai” Morrie tentang proses kematiannya dan pelajaran apa aja yang bisa diambil dari hidup.

Tentang dunia

Ada enggak sih, cerita soal kalau mau mati itu kerasa? Begitulah yang dirasakan sama Morrie. Dia merasakan tanda-tanda ketergantungan. Katanya, orang yang sudah tua bakal jadi bayi lagi, and yes including someone wiping his ass. Tapi ya mau gimana lagi, ini part of life. Dan harus dijalani

Diidentifikasi punya penyakit langka, membuat Morrie mempelajari hal yang sangat penting: 

Mempelajari gimana untuk memberikan cinta dan membiarkan dia datang. 

Kita kadang merasa kalau kita ini enggak deserve love. Dan, takutnya, pas kita udah nerima cinta itu kita jadi terlalu rapuh dan lembut. Tapi, cinta hanyalah tindakan yang rasional. 

Mengasihani diri sendiri 

Kondisi yang menyedihkan yang terjadi sama kita, kadang bikin kita mengasihani diri sendiri. Terlalu banyak. 

Pelajaran Tuesdays with Morrie kedua adalah kasih daily limit buat mengasihani diri sendiri. Kalau dia, cukup di pagi hari dan nangislah dikit-dikit. Abis nangis, dia konsentrasi lagi sama hal-hal baik dalam hidupnya. 

Tentang penyesalan

Semua orang mengkhawatirkan satu hal:

Gimana kalau hari ini adalah hari terakhir aku hidup? 

Tapi, sebenarnya, budaya kita itu enggak support kita untuk memikirkan hal-hal soal kematian pas sehat dan feel alive. Kita terbelenggu sama egotistical things, karir, keluarga, finansial, beli mobil baru, kreditan. 

Barulah, pas kita mau mendekati ajal, biasanya baru kepikiran. Common stereotype sih emang, kan? Kalau masih muda ke bar aja, baru kalau udah tua ke masjidnya. 🙂

Kita jadi super sibuk sama bahkan hal-hal kecil. Sampai lupa untuk diam sejenak dan noleh ke belakang. “Apa benar ini semuanya yang aku inginkan?” “Apa ada sesuatu yang hilang?” 

Dan, kamu butuh seseorang untuk ngingetin kamu sama hal itu. Kalau versinya Mitch Albom, ya Morrie gurunya ini. 

Tentang kematian

Setiap orang tahu dia pasti akan meninggal, tapi enggak ada yang percaya. Kalau kita percaya, kita akan melakukan banyak hal dengan cara yang beda. 

Nah, ada pendekatan yang lebih baik nih: kita tau kta akan mati dan harus siap kapanpun itu. Pelajaran Tuesdays with Morrie adalah lakukan apa yang para Buddhists lakukan: bertanya SETIAP HARI pada “burung kecil di pundak kita”. Apa hari ini waktunya aku mati? 

The truth is: once you learn how to die, you learn how to live

Tuesdays with Morrie quotes

Mengingat kematian membantu kita lebih aware soal gimana kita menjalani hidup. Toh, pasti dari kita semua tahu seseorang yang udah meninggal kan? Jadi, kenapa sulit berpikir tentang kematian?

Kenapa kematian bisa membuat kita jadi pribadi yang berbeda? Kalau kamu setuju kematian bisa terjadi kapanpun, kamu tidak akan jadi terlalu ambisius. Terutama materialistic things ya, karena itu enggak akan jadi kepuasanmu. 

Melainkan, kamu akan lebih care sama orang-orang dan dunia di sekitar. Hal-hal ini malah yang biasanya kita remehin. 

Berbicara tentang keluarga

The fact is, there is no foundation, no secure ground, upon which people may stand today if it isn’t the family. 

Support dan cinta dari keluarga lah yang bikin kita semua bertahan, terutama di masa sakit dan menjadi tua. 

Love each other or perish 

Dan, cinta dari keluarga beda ya sama cintanya temen ataupun associates. Keluarga enggak hanya memberikan cinta , tapi juga spiritual security. Jadi, kita akan selalu merasa ada orang yang mengawasi kita (in a good way ya). Dan, bukan uang atau kepopuleran yang ngasih itu semua. 

What about having children?

Menurut Morrie: “There is no experience like having children.” 

Karena dengan punya anak, kita punya responsibility penuh untuk another human being. Kalau, kamu ingin belajar gimana mencintai dan menyulam hubungan yang dalam, punyalah anak (once again, ini kata Morrie). 

Emosi

Saat itu, Morrie lagi duduk, menutup mata, dan mengambil napas. Terus si Mitch bingung, si Morrie ini lagi ngapain. Nanya deh dia, dan jawabannya Morrie adalah:

What I’m doing now is detaching myself from the experience.

Sedang melepaskan emosi. 

Tapi, yang dilakukan Morrrie adalah membiarkan emosi itu benar-benar dirasain dulu. Nah, baru abis itu dilepasin. Dengan cara ini kamu baru bisa fully leave it

Misal, kamu abis diputusin. Kan sedih banget tuh. Kalau kamu enggak membiarkan rasa sedih itu dalam-dalam, kamu enggak akan bisa melepas rasa kesedihannya. Kamu hanya akan jadi sibuk soal kesedihan itu terus-terusan. 

Dengan cara merasakannya beneran, kamu akan tahu “Oh, ini toh rasanya sedih diputusin” “Oh, begini ya rasanya takut.” And once you can feel it, terus suatu saat datang lagi, kamu akan berani bilang, “Eh ini kan rasa takut yang kemarin. Jangan, jangan. Jauhi takut yuk, aku.” 

Begitu juga emosi lain kayak lonely, marah, atau berduka.

Kesimpulan dalam pelajaran Tuesdays with Morrie tentang emosi adalah:
Let the tears flow. Feel it completely. Aku enggak takut akan loneliness, tapi aku akan singkirkan itu sekarang dan merasakan emosi lain. 

Ketakutan jadi tua

Aging is not just decay. It’s growth. 

Jadi tua enggak hanya fakta negatif kalau kamu akan meninggalkan dunia ini selama-lamanya. Tapi juga kebijaksanaan bahwa kamu tahu kamu akan meninggal dan gimana caranya untuk memaksimalkan umur itu. 

Tahu enggak kenapa jarang banget orang bilang, “Aku harap aku umur 65 tahun”? Kebanyakan pasti pingin jadi lebih muda. Ada makna dibalik kalimat itu lho~ Yaitu kehidupan yang tidak terpenuhi. 

Kalau kamu sudah menemukan arti kehidupan, kamu enggak akan mau noleh atau pergi ke belakang. Kamu hanya ingin melangkah maju. Kamu ingin melihat lebih banyak, tahu lebih banyak. Dan, enggak sabar untuk jadi tua. 

Ngomongin cuan

Otak kita sebenarnya ke-brainwashed gitu soal “kepemilikan barang itu bagus.” Lebih banyak uang itu bagus. Lebih banyak properti. Lebih banya materi. More is good. 

Tapi, kata Morrie, orang-orang yang selalu pingin update mobil atau properti baru, sebenarnya mereka itu hungry for love. Dan mereka memilih pegganti cinta dengan materialistic things. Tapi, sebenarnya itu enggak bisa dijadiin pengganti dari cinta, kelembutan, dan kasih sayang. Bahkan power

Dan yang jadi masalah selama ini: kebingungan apa yang dibutuhin vs apa yang dipingin. Kamu butuh makan, tapi kamu kepingin es krim. Padahal, hal-hal kayak gitu enggak ngasih kepuasan. 

You know what really gives you satisfaction? It’s offering others what you have to give. 

Maksudnya bukan uang. Tapi waktu, perhatian, dan cerita. 

mahatma gandhi quotes

Tentang bagaimana cinta berlangsung 

Morrie sepanjang hidupnya adalah profesor yang engage banget sama muridnya dan orang lain di sekitar. Dan suatu hari, ada yang nanya apakah Morrie khawatir suatu saat akan dilupain setelah meninggal nanti? 

Moorrie pun jawab dengan mantap bahwa dia enggak takut untuk dilupain. Apalagi dia involved sama orang-orang in close, intimate ways. Dan cinta adalah hal yang membuat kita tetap hidup, bahkan setelah kita pergi. 

Tapi, cinta juga enggak tiba-tiba terbentuk. Dia datang salah satunya dari menjadi pendengar yang baik. Kita seringkali bagus di small talk soal dimana tempat tinggal dan apa pekerjaannya. Tapi, bener-bener dengerin seseorang, tanpa menjual sesuatu, recruit them, atau kegiatan lain yangg sifatnya take and give, seberapa sering kita melakukan itu? 

Soal pernikahan 

Morrie kasian sama generasi sekarang yang lebih banyak rush into marriage dan cerai beberapa bulan kemudian atau mereka terlalu egois untuk menjadi bagian dalam loving relationship. 

Ini terjadi karena mereka enggak tahu partner seperti apa yang mereka inginkan. Bahkan mereka enggak tahu siapa diri mereka sendiri. Lah, gimana bisa tahu orang seperti apa yang cocok untuk dinikahi? 

Ada beberapa aturan penting yang perlu diketahui tentang cinta dan pernikahan. Pernikahan ini akan menjadi sebuah masalah kalau kamu:

  • enggak respect sama pasangan 
  • enggak bisa kompromi 
  • enggak bisa ngomong dengan jujur dan terbuka 
  • enggak punya values yang sama.
    Dan, value yang paling penting dalam pernikahan adalah: kepercayaanmu tentang pentingnya pernikahanmu. 

Menurut Morrie, pernikahan adalah hal penting untuk dilakukan. And you’re missing a hell of a lot if you don’t try it. 

Kebudayaan kita (dan orang-orangnya) 

  • Orang hanya jadi jahat saat mereka terancam. Tapi budaya dan ekonomi kita selalu mengancam. Bahkan sama orang-orang yang udah punya pekerjaan (lihat aja kondisi perekonomian saat pandemi begini, PHK mengintai). Dan mereka akhirnya menjadikan uang sebagai Tuhan dan pegangan hidup. 
  • Little things kayak pakai baju dan berhenti saat lampu merah, harus tetap kamu patuhi. Tapi soal big things (bagaimana kamu berpikir, apa yang kamu value dalam hidup) enggak boleh ditentukan sama society. Harus sama diri sendiri.
  • Kebanyakan orang enggak bisa melihat apa yang bisa kita lakukan. Jadi, lihat potensial kita dan latihan memaksimalkan.
  • Masalah dalam society adalah kita enggak bisa melihat kalau kita semua itu mirip. Yang dihighlight malah perbedaannya. Perempuan dan laki-laki. Putih dan hitam. Inilah yang membuat kita enggak pernah merasa “satu” dan bergabung bersama as human beings. 

Jadi…

Invest in people. In the human family.  Pelajaran Tuesdays with Morrie ini mematahkan fakta bahwa banyak orang bilang saat bayi dan tua kita butuh banget orang lain. Padahal, in between, we need others as well.

Tuesdays with Morrie lessons

Pengampunan 

Maafkan orang lain itu penting. 

Dan, jangan lupa memaafkan diri sendiri. Untuk semua yang enggak kita lakukan di masa lalu. Untuk semua yang harusnya kita lakukan dulu. Kamu enggak bisa stuck sama penyesalan atas angan-angan yang sebaiknya dulu terjadi. Itu sangat tidak membantu di masa tuamu. 

Apa itu hari yang sempurna

  • Sensasi dari menerima kenyataan yang ada, berdamai dengan kenyataan. 
  • Be with someone you love and do what you love (dalam case ini Morrie menggambarkan ketemu sama temen-temennya dan berdansa sampai malem)

Cara Mengucapkan Selamat Tinggal

Mendekati chapter akhir berarti mendekati kematian Morrie. Ketika si Mitch enggak tau bagaimana cara mengucapkan selamat tinggal, Mitch yang udah lemah banget menatap dalam mata Mitch. Lalu, ia berkata “I love you.”

Kesimpulan pelajaran Tuesdays with Morrie: Temukan your meaningful life

Remember what I said about finding a meaningful life. Devote yourself to loving others, devote yourself to your community around you, and devote yourself to creating something that gives you purpose and meaning. Do the kinds of things that come from the heart. 

Pelajaran Tuesdays with Morrie quote

Dari mahasiswa yang pingin punya profesor kayak Morrie,

Share this post via: