4 Buku Pengembangan Diri yang Mengubah Hidupku

Ada quote bilang “A good book can change your life”. Buat aku ada beberapa buku pengembangan diri yang mengubah hidupku. Mereka mengubah pandanganku tentang kehidupan (wetseh) sampai proses kreatif.

→ Oh, btw ini nggak urut dari buku yang paling mengubahku atau gimana, ya.

Nikmati konten ini dalam bentuk video di sini:

Buku pertama adalah Big Magic dari Elizabeth Gilbert

Big Magic: Creative Living Beyond Fear by Elizabeth Gilbert
Foto: Goodreads

Big Magic ini membantuku memberanikan diri buat memulai my creative journey, mulai serius sama blog dan bikin bookstagram. Ada tuh subjudulnya: Creative Living Beyond Fear.

Di dalam buku ini, ada page yang nge-list hal-hal yang membuat kita takut untuk memulai creative life, kayak:

  • takut orang-orang udah ngelakuin hal yang sama dan bahkan lebih baik.
  • takut kalau waktu, tenaga, bahkan uang yang kita investasikan buat meraih mimpi itu akan terbuang sia-sia.

buku big magic elizabeth gilbert

Well, sekarang aku berani bilang, bahwa ketakutan untuk memulailah yang sia-sia!

Ada satu quote dalam buku ini yang sangat-sangat menghantamku.

“Well, yes, it probably has already been done. Most things have already been done—but they have not yet been done by you.

Jadi, kalau kamu tertarik memulai karir dalam dunia kreatif kayak penulis, pelukis, atau apapun, this book is a great start.

Masih dalam kategori kreatif proses, buku pengembangan diri yang mengubah hidupku selanjutnya adalah Steal Like An Artist dari Austin Kleon

Steal Like an Artist: 10 Things Nobody Told You About Being Creative: Kleon, Austin: 8601300471914: Amazon.com: Books
Foto: Amazon

Kalau kamu udah mulai proses kreatifmu, tapi tiba-tiba kamu stuck because you know, the creative life is not linear! Buku pengembangan diri ini bisa banget jadi guideline.

Dan buat aku,  Steal Like An Artist datang di waktu yang tepat. Saat itu aku lagi kayak downfall, merasa I’m not an expert enough untuk share dan bikin konten. Kayak, who am I begitu berani buat sharing?

Terus, ada dua tips dari buku ini yang aku lakukan dengan sungguh-sungguh dan membuatku bangkit.

  • Pertama, menyimpan appreciation folder, alias presiasi dari orang-orang yang suka sama karyaku, yang merasa kontenku valuable buat mereka.
  • Kedua, be bored. Karena creative people need time to just sit around and do nothing.
Baca juga: Curi Cara Menjadi Kreatif dari “Steal Like An Artist” oleh Austin Kleon

Buku ketiga adalah dari seorang psychologist Meg Jay, PhD berjudul The Defining Decade

Defining Decade: Why Your Twenties Matter And How To Make The Most Of Them Now: Jay, Meg: 9780446561754: Amazon.com: Books
Foto: Amazon

Para anak muda berumur 20-an yang sedang mengalami quarter-life crisis, buku ini adalah kitab suci.

Apalagi kalau kamu merasakan hal kayak gini:

meg jay buku the defining decade quarter life crisisMeg Jay covers alasan-alasan kenapa umur 20an sangat krusial, dan bagaimana kita bisa memaksimalkannya. Jadi ngomongin soal karir, percintaan, dan bagaimana otak kita bekerja untuk support kita menggapai tujuan dan cita-cita.

Yang paling aku suka adalah argumen-argumen dalam buku ini di-backed up sama begitu banyak penelitian dan real-life experiences dari para clients-nya si penulis.

Buku terakhir adalah Filosofi Teras dari Henry Manampiring

Buku Filosofi Teras oleh Henry Manampiring
Foto: Gramedia Digital

Aku baca Filosofi Teras ini tepat sebelum pandemi, dan aku sangat bersyukur untuk itu!

Awalnya aku enggak expect buku ini bakal jadi super helpful menghadapi ekspektasi yang sangat tidak sesuai kenyataan selama pandemi. But it turned out the opposite!

Di sini, Henry Manampiring cerita tentang filsafat Stoicism. Meski topiknya kayak berat banget, si penulis membuatnya lebih fun dan gampang dipahami.

Di Filosofi Teras kita belajar untuk mengendalikan diri, termasuk emosi dan ekspektasi.

Teori pengendalian ini mengajari kita buat:

  • fokus sama hal-hal yang bisa kendalikan, kayak keinginan kita, opini kita, dan tindakan kita sendiri.
  • ngak terlalu baper atau pusing sama hal-hal yang diluar kendali, kayak opini orang lain, kondisi saat kita lahir, sampai indeks saham yang naik turun.
Baca juga: 3 Konsep Penting Filosofi Teras, Penangkal Emosi Negatif

Itulah 4 buku pengembangan diri yang mengubah hidupku. Super recommended, siapa tahu bisa mengubah hidupmu juga~

 

dari pembaca buku pengembangan diri,

everlideen

Share this post via: