Hai! Udah 2 tahun sejak aku nulis manfaat journaling. Maknanya, aku sudah melakukan kebiasaan ini selama itu (meskipun udah enggak journaling tiap hari)! Wkwkwk, can’t believe that. Sejak lebih tahu tentang how to journal dari mereka saat itu, I might say kalau journaling adalah salah satu kebiasaan yang BENAR-BENAR MENGUBAH HIDUPKU.
Karena udah lebih “berpengalaman” soal ini, kali ini aku enggak share soal benefits of journaling aja, tapi lebih luas soal definisi journaling, manfaatnya (lagi), dan how to journal yang enggak merepotkanmu.
Apa itu journaling?
Simpelnya, journaling adalah nulis diari. Merekam kejadian apapun yang lewat di pikiranmu. Kamu juga bisa nulis apa perasaanmu hari itu. Nah, tujuannya adalah untuk lebih mengerti hal-hal itu lebih jelas.
Journaling VS Bullet Journal

journaling vs bullet journal
Journaling beda ya sama bullet journal yang udah kita bicarain beberapa waktu lalu. Kalau journaling lebih ke alat untuk merekam perasaan dan pikiran yang bahkan super random. Sedangkan, bullet journal adalah semacam planner buat nulis to-do list atau jadwal harianmu.
Baca juga: Cara Membuat Bullet Journal (Simpel + Murah!)
Manfaat journaling
I was overthinking over everything back then. Mulai hal-hal kompleks tak terjawab kayak bertanya tentang apa arti keberadaanku, siapa sebenarnya diriku, sampai mikir enaknya pakai baju apa besok ke kampus, wkwkw jadi kangen kuliah offline.
Dengan journaling, aku bisa bebas mengeluarkan unek-unek di atas kertas tanpa harus membebani atau menyinggung orang lain dengan curhatanku yang super duper enggak jelas. Hasilnya, pikiranku jadi lebih jernih alias less overthinking dan fokus buat cari solusi atas permasalahanku. Kok bisa?
Writing is fundamentally an organizational system –
Phelan
Berdasarkan New York Times, Dr. Pennebaker bilang kalau journaling bisa membantumu untuk organize your mind dan “menerima” trauma. Enggak heran sih, banyak pakar yang menganjurkan para pemilik posttraumatic stress disorder (PTSD) untuk menuliskan pikiran-pikirannya.

John Watson and his blog, wkwkw kepoin gih!
Pernah nonton Sherlock BBC series belum? Di situ, John Watson, “pendamping” Sherlock, yang mengalami PTSD abis perang di Afghanistan disarankan psikolog buat nge-blog (yang mana jatuhnya nulis juga).
How to journal yang baik dan benar
TERSERAH because there is no perfect method for journaling. Yang perlu ditekankan di sini adalah jangan sampai journaling menjadi suatu kewajiban. Terus, kamu mengasosiasikannya jadi beban.
Nah, terus gimana caranya biar aku bisa menjadikan journaling sebagai kebiasaan? Ada enggak sih, jawaban yang lebih kece daripada “terserah?”
Wkwkw, ada, dums! Kamu bisa cek di video YouTube aku tentang how to journal yang bisa membantumu mendapat “pedoman” untuk mulai journaling. Di sini kamu bakal tahu:
- 0:32 apa itu journaling? (journaling vs bullet journal)
- 0:51 manfaat journaling
- 1:44 apa yang harus ditulis di journal?
- 2:18 cara menjadikan journaling kebiasaan
- 3:44 ditulis/diketik?
- 4:22 saran & rekomendasi
Spesial pakai telor buat kamu, aku udah bikin 20 pertanyaan sebagai cara mencari jati diri yang bisa kamu download gratis!
Unduh PDF journaling untuk self-discovery di sini!
Happy journaling~!